Dia tidak bisa merubah dirinya menjadi seperti yang lain. Bahkan dia sendiri tidak tahu mengapa warna tubuhnya harus berbeda. Dia selalu sendirian. Hidupnya kesepian karena tidak ada teman bermain.
Suatu ketika, saat dia sedang berjalan-jalan di sebuah taman, dari kejauhan tampak olehnya seorang anak perempuan yang sedang asyik menyiram bunga-bunga di taman tersebut. Dia ingin mendekati anak perempuan itu. Jadi cepat-cepat dia melumuri tubuhnya dengan lumpur. Dan dia mendekati si anak perempuan itu.
Suatu ketika, saat dia sedang berjalan-jalan di sebuah taman, dari kejauhan tampak olehnya seorang anak perempuan yang sedang asyik menyiram bunga-bunga di taman tersebut. Dia ingin mendekati anak perempuan itu. Jadi cepat-cepat dia melumuri tubuhnya dengan lumpur. Dan dia mendekati si anak perempuan itu.
Namun tiba-tiba turun gerimis kecil yang membuat lumpur ditubuhnya luntur sehingga anak perempuan itu ketakutan dan berlari menjauhi si buaya merah muda itu.
Buaya merah muda semakin bertambah sedih, karena tidak dapat berteman dengan anak perempuan itu. Di hari lain, buaya ini bertemu lagi dengan anak perempuan itu. Dan sekarang, dia tidak berusaha untuk merubah warna tubuhnya lagi. Lalu, tak disangka-sangka, anak perempuan itu tersenyum manis sekali pada buaya ini.
Buaya merah muda semakin bertambah sedih, karena tidak dapat berteman dengan anak perempuan itu. Di hari lain, buaya ini bertemu lagi dengan anak perempuan itu. Dan sekarang, dia tidak berusaha untuk merubah warna tubuhnya lagi. Lalu, tak disangka-sangka, anak perempuan itu tersenyum manis sekali pada buaya ini.
Anak perempuan itu mendekati dia, mengamati-amati dia dan tiba-tiba memeluk dia dan berkata bahwa dia adalah buaya paling cantik. Wah, buaya ini bahagia sekali. Ternyata anak perempuan ini tidak takut padanya, tidak menganggap dia aneh. Lalu anak perempuan ini membawanya pulang dan diperkenalkan kepada siapa saja yang ditemuinya.
Buaya ini gembira karena dia diterima menjadi teman oleh semua orang dan anak perempuan itu pun bangga kepadanya karena ia adalah buaya merah muda yang baik dan lucu. Mereka pun bersahabat dan kemana anak perempuan ini pergi, dia selalu mengajak si buaya merah jambu.
Yesus tidak pernah menuntut kita untuk menjadi sempurna. Yesus tidak pernah menyuruh kita memakai topeng hanya supaya dipandang baik dan bagus oleh manusia. Dia ingin kita apa adanya, sejujurnya kita, tidak berpura-pura, tidak munafik. Ia sangat mengerti dan memahami kita.
Saya akui saya pernah dan masih sering merasa kalau saya seperti buaya merah muda itu. Saya juga pernah mengalami apa itu kesepian, sendirian, ditinggalkan, dijauhi, tidak diperdulikan.
Seringkali saya juga tanpa sadar saya sudah bertindak diluar batas agar orang lain menghargai dan memandang saya. Tapi yang saya dapat malah sebaliknya dan mungkin lebih parah. Dan itu membuat saya selalu jatuh dalam kepahitan yang luar biasa kepada banyak orang.
Sampai suatu waktu saya sadar bahwa ada satu pribadi yang perduli dan sangat mengerti siapa saya.
Sudah terlalu lama Dia menunggu saya datang kepada-Nya, menyerahkan diri saya apa adanya. Dia adalah Yesus. Yang sangat mengasihi saya.
Saat orang lain meninggalkan saya, Dia justru menghampiri saya. Karena itu saya menyebut Dia : Sahabat yang sejati. Yang datang justru disaat yang lain pergi.
Saat orang lain meninggalkan saya, Dia justru menghampiri saya. Karena itu saya menyebut Dia : Sahabat yang sejati. Yang datang justru disaat yang lain pergi.
Saya selama ini selalu menyembunyikan diri saya dari-Nya. Karena saya berpikir kalau orang saja meninggalkan saya, apalagi Dia yang adalah Tuhan. Saya sadar, terlalu banyak luka yang saya torehkan ditubuh-Nya hanya karena saya ingin penghargaan dari manusia. Padahal Tuhan sudah begitu menderita, membuat diri-Nya tidak dihargai hanya untuk saya yang sangat berharga bagi-Nya.
Yesus tidak pernah menuntut kita untuk menjadi sempurna. Yesus tidak pernah menyuruh kita memakai topeng hanya supaya dipandang baik dan bagus oleh manusia. Dia ingin kita apa adanya, sejujurnya kita, tidak berpura-pura, tidak munafik. Ia sangat mengerti dan memahami kita.
Yesus tidak pernah memandang kita rendah, hina, kotor, karena dosa yang telah kita lakukan. Dia sudah membersihkan semuanya dengan airmata dan darah-Nya. Yesus meyakinkan kita bahwa bahkan dosa pun tidak dapat menggagalkan rencana-Nya atas hidup kita.
Terima kasih Tuhan Yesus.. Mulai saat ini saya pun mau untuk melihat orang lain seperti Engkau memandang mereka. Dan melihat diri saya sendiri seperti Engkau memandang saya. Karena hidup kami berharga di mata-Mu.
Terima kasih Tuhan Yesus.. Mulai saat ini saya pun mau untuk melihat orang lain seperti Engkau memandang mereka. Dan melihat diri saya sendiri seperti Engkau memandang saya. Karena hidup kami berharga di mata-Mu.
1 comment:
Hebat blog nya. Get bless for other. Gbu
Post a Comment