Hari ini ketika Chat dengan sahabat saya di Amerika, tiba tiba terpikir bahwa hubungan saya dengan Tuhan juga seperti Chat.
- Tuhan selalu mengirimkan saya message, ketika saya sedang online maupun offline.
- Tuhan tidak pernah bilang brb, off dulu ya, CU, bye, have a nice weekend dan kata kata perpisahan lainnya.
- Tuhan nggak pernah bilang “ sorry, lagi sibuk nih” dsb.
- Tuhan statusnya selalu invisible tapi ketika saya ingin ngobrol dan memohon kepada-Nya, Dia selalu ada.
- Tuhan Chat dengan banyak orang, tapi Dia selalu menyediakan waktunya untuk saya.
- Tuhan selalu mendengarkan semua keluh kesah dan permohonan saya.
Kadang kita seringkali mengabaikan message dari Tuhan. Tapi dia selalu setia, tetap mengirimkan message, Dia selalu memaafkan meskipun kita mengabaikan-Nya. Tuhan juga selalu setia menunggu anda kembali online.
Sering kita merasa, Tuhan sepertinya invisible ketika kita menghadapi berbagai permasalahan dan butuh pertolongan. Tetapi sebenarnya Tuhan selalu memperhatikan apa yang sedang kita alami.
Tuhan selalu siap turun tangan menolong apabila situasi kita sangat berbahaya !
Kadang Tuhan tetap invisible karena Dia Tahu bahwa itu adalah yang terbaik buat kita !
Kadang dia sementara invisible karena Dia tahu kapan waktu yang paling tepat untuk menolong kita !
Tuhan selalu invisible tapi Dia akan online ketika kita buzz. Ketika kita memohon atau curhat, Dia selalu mendengarkan !
Masalahnya sekarang adalah, maukah kita berkomunikasi denganNya? Maukah kita menyapaNya? Maukah kita selalu mengingatNya dalam setiap tarikan nafas kehidupan kita?
Dibawah ini saya menyertakan sebuah ilustrasi singkat yang berhubungan dengan renungan di atas, silahkan anda baca:
Ilustrasi:
Ada sebuah suku pada bangsa Indian yang memiliki cara yang unik untuk mendewasakan anak laki-laki dari suku mereka.
Jika seorang anak laki-laki tersebut dianggap sudah cukup umur untuk di dewasakan, maka anak laki-laki tersebut akan di bawa pergi oleh seorang pria dewasa yang bukan sanak saudaranya, dengan mata tertutup.
Anak laki-laki tersebut di bawa jauh menuju hutan yang paling dalam. Ketika hari sudah menjadi sangat gelap, tutup mata anak tersebut akan dibuka, dan orang yang menghantarnya akan meninggalkannya sendirian.
Ia akan dinyatakan lulus dan diterima sebagai pria dewasa dalam suku tersebut jika ia tidak berteriak atau menangis hingga malam berlalu.
Malam begitu pekat, bahkan sang anak itu tidak dapat melihat telapak tangannya sendiri, begitu gelap dan ia begitu ketakutan. Hutan tersebut mengeluarkan suara-suara yang begitu menyeramkan, auman serigala, bunyi dahan bergemerisik, dan ia semakin ketakutan, tetapi ia harus diam, ia tidak boleh berteriak atau menangis, ia harus berusaha agar ia lulus dalam ujian tersebut.
Satu detik bagaikan berjam-jam, satu jam bagaikan bertahun-tahun, ia tidak dapat melelapkan matanya sedetikpun, keringat ketakutan mengucur deras dari tubuhnya.
Cahaya pagi mulai tampak sedikit, ia begitu gembira, ia melihat sekelilingnya, dan kemudian ia menjadi begitu kaget, ketika ia mengetahui bahwa ayahnya berdiri siaga tidak jauh dibelakang dirinya, dengan posisi siap menembakan anak panah, dengan golok terselip dipinggang, menjagai anaknya sepanjang malam.
Jikalau ada ular atau binatang buas lainnya, maka ayahnya dengan segera akan melepaskan anak panahnya, sebelum binatang buas itu mendekati anaknya. Sambil berdoa agar anaknya tidak berteriak atau menangis.
Inspired By : MoChi :)
No comments:
Post a Comment